Friday, December 17, 2010

Suara Mahasiswa Merapi

Memetik Hikmah dari Merapi (ditampilkan di www.kr.co.id)
Suara Mahasiswa
Oleh: Ahmad Juwari
Bencana letusan gunung Merapi yang telah menewaskan ratusan penduduk menimbulkan duka mendalam bagi bangsa ini, belum kering air mata karena bencana Wasior dan tsunami di Mentawai, letusan gunung Merapi sejak 26 Oktober membuat Indonesia kembali bersedih. Berbagai ekspresi masyarakat menunjukkan betapa rentetan bencana ini telah menyentuh sanubari tiap manusia untuk kemudian bersimpati terhadap para korban. Pray for Indonesia serta berbagai macam bentuk bantuan mulai dari anak-anak TK hingga korporasi besar merupakan gambaran bagaimana rasa solidaritas masyarakat kita masih sangat kuat. Masih terbayang diingatan kita bencana dasyat yang terjadi di Aceh juga mampu memperlihatkan betapa besar rasa simpati dan empati masyarakat bahkan mampu pula mendamaikan konflik berkepanjangan antara GAM dan pemerintah RI. Bencana besar sepertihalnya yang terjadi di Merapi secara tidak langsung kembali memperlihatkan keindahan rasa saling tolong menolong antar manusia tidak pandang agama, suku ataupun ras.
Pengalaman-pengalaman diterpa bencana inilah yang justru akan memberikan nilai positif bagi bangsa kita, pengalaman untuk mampu bersabar dan munculnya rasa solidaritas belum tentu dimiliki oleh bangsa lain. Jika kita bandingkan apa yang terjadi saat ini di Indonesia boleh jadi jauh lebih baik daripada yang terjadi di Haiti misalnya, terpaan gempa justru membuat kekuatan masyarkat untuk bersatu menjadi lemah, tindak kriminal sepertihalnya penjarahan justru merajalela di tengah masyarakat bahkan hingga saat ini masih terjadi kerusuhan karena wabah kolera yang semakin mengganas.
Semangat Bangkit
Semangat untuk bangkit kembali setelah diterpa bencana saat ini menjadi semangat yang sangat dibutuhkan oleh para korban, walaupun harta benda telah habis namun dengan kemauan dan semangat yang tinggi tentu akan mempercepat pemulihan kondisi masyarakat. Pengalaman ketika gempa Jogja 2006, berbagai spanduk bertuliskan semangat bangkit secara tidak langsung menanamkan kepribadian kuat masyarakat kita untuk terus menjalani hidup dengan semangat tanpa ada sifat “nglokro” atau malas-malasan. Berbagai media baik cetak maupun elektronik semestinya pula ikut andil dengan pemberitaan yang lebih optimistik bahwa bencana ini justru mampu memunculkan manusia-manusia yang kuat. Walaupun masyarakat kita terkena bencana sebesar apapun dengan semangat untuk bangkit dan dengan adanya sikap “legowo” dengan musibah yang diterimanya maka bukan tidak mungkin justru nilai-nilai positif dan persatuan masyarakat akan jauh lebih bermakna dan bermanfaat bagai kehidupan masyarakat di masa yang akan datang.
Pengalaman diterpa bencana semestinya pula tidak hanya mampu dipetik haikmahnya oleh para korban, seluruh elemen bangsa ini seharusnya mampu menunjukkan perubahan yang lebih baik. Di level jajaran pemerintahan misalnya, bencana Merapi maupun bencana lain sebelumnya dijadikan pembelajaran untuk semakin peka dengan masalah-masalah sosial, samangat untuk peduli dengan sesama diharapkan mampu membentuk para pejabat pemerintah yang bersih dan responsibel sehingga memacu kemajuan bangsa ini. Jangan sampai bencana yang terjadi justru memperburuk kondisi mental bangsa kita, hikmah-hikmah positif di balik bencana merupakan modal bagi bangsa ini untuk jauh lebih baik daripada sebelumnya.

Penulis adalah Mahasiswa Administrasi Negara/MKP, FISIPOL, UGM

No comments:

Post a Comment